Thread Reader
SI PALING PENYENDIRI 🐒

SI PALING PENYENDIRI 🐒
@nonabois_

Oct 19, 2022
40 tweets
Twitter

"Sudah malam... apa sudah tau...???" -Thread Horor- @Baca Horror @Horor Indonesia @SPESIAL HOROR @THREAD HOROR @KANG RT CERITA HOROR

Masa-masa paling hectic bagi mahasiswa junior adalah minggu-minggu menjelang ujian akhir semester. Jadwal kuliah yang padat, tugas-tugas yang menumpuk, belum lagi harus berurusan dengan praktikum.
Namaku Tia, mahasiswa MIPA Biologi semester 3. Saat ini aku dan kedua temanku- Sarah dan Ayu, sedang beristirahat di bawah pohon besar Fakultas.
Meskipun pohon tempat kami berteduh diyakini ada penunggunya, tapi masa bodoh. Kepala kami sedikit pusing gara-gara mengikuti midterm dadakan.
"Ti, kataknya sudah ada?" Sarah bertanya dalam posisi setengah berbaringnya. "Ya ampun, aku lupa! Bagaimana ini, Yu?" Sahutku sedikit panik.
Jadwal kuliahku hari ini sangat padat. Dan aku nggak punya waktu sekedar mencari bahan praktikum untuk esok hari.
"Nanti malam kita cari sama-sama, gimana? Aku juga belum punya nih..." Sarah ikut menyahut. Aku bernapas lega akhirnya. Setidaknya aku nggak sendiri.
Setelah sepakat untuk bertemu nanti malam, kami pun beranjak menuju ke kelas karna kuliah berikutnya akan segera di mulai.
Saat malam tiba, aku mengirim pesan singkat pada Ayu- sekedar bertanya di mana dan jam berapa kami harus bertemu.
Ayu ingin aku menjemputnya ke kosan lalu menjemput Sarah setelahnya. Kebetulan kos Sarah nggak jauh dari lokasi yang hendak kami tuju.
Karna sudah waktunya sholat Isya', aku pun memutuskan untuk sholat terlebih dahulu. Setelah selesai Sholat, aku lanjut makan malam kemudian pergi menjemput Ayu ke kos gadis itu.
Ayu sudah menungguku di depan gerbang kosannya. Dia tersenyum lebar lalu berlari kearahku.
"Tadi Sarah chat aku katanya dia lagi sakit perut." Ayu memulai obrolan di sela-sela langkah kami menuju kos Sarah. "Dia jadi ikut kan?" Balasku. "Nggak tau. Chatku belum di balas sampai sekarang. Mending kita jumpain dia ke kos aja."
Aku mengangguk setuju dengan usulan Ayu. Setahuku Sarah memang jarang mengecek pesan diponselnya.
Sesampainya kami di kos Sarah, gadis itu justru sedang asik menyiram tanaman. "Loh, Sar? Katanya lagi sakit perut?" Sapaku lebih dulu.
Sarah tersenyum lembut menanggapi ucapanku. "Perutku sudah baikan. Kita pergi sekarang ya, biar pulangnya nggak terlalu larut." Sahutnya kemudian.
"Iya nih, udah hampir jam 9." Ayu ikut menyahut. Kami pun berlalu dari kos Sarah. Tempat yang ingin kami datangi adalah taman kecil di dekat Fakultas Pertanian.
Karna kampus selalu sepi saat malam hari, aku sedikit was-was dengan keadaan di sekitar. Apalagi Fakultas Pertanian terkenal dengan ceritanya yang angker.
Sepanjang perjalanan kami mengobrol riang sekedar membunuh kesunyian. Lebih tepatnya hanya aku dan Ayu yang saling bercerita.
Sedangkan Sarah hanya sesekali menimpali. Agaknya perut Sarah belum sembuh sepenuhnya.
Nggak terasa kami sudah sampai di tempat tujuan. Tanpa mengucap apa pun lagi, kami segera berpencar mencari katak. Butuh waktu kurang lebih 1 jam untuk kami berhasil mengumpulkan 3 ekor katak.
Karna sedikit kelelahan, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak. Hanya 15 menit. Bagaimana pun waktu terus berjalan dan kami nggak mau berlama-lama berada di tempat sepi.
Saat dalam perjalanan pulang, Ayu terus mengeluh sakit lutut, sehingga kami harus berjalan perlahan. Sedangkan Sarah masih banyak diam seperti sebelumnya.
"Nggak tau ini kenapa tiba-tiba sakit banget..." Ungkap Ayu ketika kutanyai penyebab sakit lututnya.
"Sar, masih sakit ya perutnya? Kok dari tadi diam aja?" Aku kembali melempar pertanyaan pada temanku yang lain. Namun sosok yang ditanyai membalas pasif. Sarah hanya tersenyum kecil tanpa mengucap sepatah kata pun.
Aku dan Ayu saling mencuri pandang- sedikit bingung dengan sikap Sarah. Padahal dia tampak baik-baik saja dan tidak kesakitan.
Karna terlalu larut dengan pikiran sendiri, ponselku tiba-tiba terlepas lalu mendarat di atas aspal.
Reflek aku berjongkok untuk meraih ponselku, namun nggak sengaja kedua mataku menangkap sesuatu yang sangat menakutkan.
Sarah melayang. Tubuhku bergetar ketakutan saat menyadari kaki Sarah sama sekali nggak menapak di atas permukaan aspal.
Aku berusaha agar tetap tenang. Kami masih berada di lingkungan kampus, dan aku nggak mau membuat Ayu pingsan di tempat jika dia mengetahui hal ini.
"Yu, jalan lebih cepat lagi, bisa?" Tanyaku. "Kenapa, Ti? Lututku masih sakit ni..." Balas Ayu. "Nggak ada apa-apa, aku takut kita kemalaman." Alibiku.
Sarah masih diam dengan pandangan lurus ke depan. Demi Tuhan aku sangat ketakuan sekarang. "Bisa kan, Yu?" Aku mulai mendesak Ayu.
Meski sudah berusaha keras agar Ayu nggak curiga, namun suara bergetarku terdengar begitu kentara.
"Kamu kenapa sih?" Alis Ayu menukik tajam- menandakan dia sedang penasaran. "Nggak ada apa-apa, hanya ingin cepat sampai karna hari sudah sangat malam." Sahutku masih mempertahankan alibiku.
"Sudah malam... apa sudah tahu...???"
Jantungku seakan turun ke lambung. Bulu kudukku kontan berdiri kala mendengar suara lirih gadis di samping kiriku.
Aku nggak tahu harus bagaimana lagi. Tanganku menarik kasar tangan Ayu- menuntunnya untuk segera kabur.
Kami berlari kencang tanpa menoleh ke belakang. Bahkan Ayu yang sedari tadi mengeluh kesakitan tiba-tiba bungkam.
Sepertinya Ayu baru saja menarik kesimpulan dari tingkah aneh Sarah sejak kami menjemput gadis itu dikosannya.
Faktanya, sosok yang ikut bersama kami 2 jam yang lalu bukanlah Sarah, karna Sarah yang sebenarnya masih berada di kosan dalam kondisi sakit perut. - Tamat -
Missing some tweets in this thread? Or failed to load images or videos? You can try to .