Kisah Tragedi Ratu Mas Malang (Meninggalkan residu kepedihan yang memilukan) ---- U T A S ---- Cerita diawali dengan penggambaran makam Ratu Mas Malang yang terletak di Gunung Kelir. Makam itu disebut Antakapura (Bahasa Kawi yang artinya : "Istana Kematian").

Makam ini situs cagar budaya peninggalan dari Amangkurat I atau Amangkurat Agung (th 1646 - 1677) yang terletak di Pedukuhan Gunung Kelir, Kelurahan Pleret, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Situs ini berada di puncak bukit Gunung Sentana. Keberadaannya berkaitan dengan Ratu Mas Malang dan Ki Panjang Mas. Ratu Malang adalah putri dari Ki Wayah, seorang dalang wayang gedog, istri dari Dalang Panjang, salah satu dalang terkenal di daerah Kesultanan Mataram.

Makam ini dibangun dari tahun 1665 - 1667. Pada komplek makam ini terdapat 28 nisan, yang dikelompokan dalam 3 lokasi. 19 nisan berada di halaman depan. 1 nisan (nisan Dalang Panjang Mas) di halaman belakang, dan 8 nisan di halaman inti, yang salah satunya adalah

Nisan dari Ratu Mas Malang. Ratu Mas Malang merupakan istri dari Amangkurat I. Sebelumnya beliau adalah istri dari Dalang Panjang Mas, seorang Dalang yang hidup sejak jaman Panembahan Sedo Krapyak. Walau sudah bersuami, Amangkurat I terpikat oleh kecantikan Ratu Mas Malang.

Amangkurat I meminta sang dalang untuk menyerahkan istrinya kepadanya. Permintaan itu ditolak oleh Dalang Panjang Mas. Karena menolak permintaan raja, dia dibunuh dan jasadnya dimakamkan di Gunung Kelir. Dari sinilah kisah cinta Amangkurat I dengan Ratu Mas Malang dimulai.

Pertemuan pertama antara Amangkurat I dengan Ratu Mas Malang terjadi saat raja mengeluarkan titah mencari perempuan untuk diperistri. Amangkurat I kemudian diperkenalkan dengan putri Ki Wayah, dalang kondang. Karena parasnya yang cantik, hati raja langsung terpikat.

Rajapun langsung menyiapkan segala keperluan untuk mempersunting perempuan itu. Tapi sayang saat keperluan disiapkan, terungkaplah kalau perempuan itu sudah menikah dentan Ki Panjang Mas yang berprofesi sebagai dalang. Namun hal itu tidak menghalangi Amangkurat I untuk merebut

Ratu Mas Malang dan membawanya ke istana. Demi menghindari masalah yang tidak diinginkan, ia mengeluarkan perintah untuk membunuh Ki Dalang Panjang Mas.

Sejak menjadi istri Amangkurat I, Ratu Mas Malang mendaoat gelar "Ratu Wetan". Namun ratu baru itu disebut merusak rumah tangga kerajaan. Dalam buku "Runtuhnya Istana Mataram", peneliti De Graaf menuliskan perhatian Raja lebih banyak teralihkan ke Ratu Mas Malang.

Setelah mengetahui suaminya yang dulu, Ki Dalang Panjang Mas dibunuh oleh Amangkurat, Ratu Mas Malang menangis siang malam hingga jatuh sakit dan meninggal. Tapi Amangkurat melihat kejanggalan dalam kematian itu, karena sebelum kematiannya Ratu Malang mengeluarkan cairan

Dari tubuhnya seperti keracunan. Karena peristiwa inu, Amangkurat I yang marah menyeret dan menghukum dayang2 dan pelayan istana bahkan ia tega mengurung istri2nya yang lain tanpa makan di dalam kamar sampai mereka meninggal semua, jumlahnya ada 40 orang.

Jenazag Ratu Mas Malang fibawa ke Gunung Kelir untuk dimakamkan. Dalam bukunya, De Graaf menyebut kalau selama beberapa hari makam itu tidak ditutup. Siang dan malam sambil membawa putranya, raja meratapi tubuh perempuan kecintaannya yang telah terbujur kaku itu.

Kepergian sang raja menimbulkan kekacauan di Keraton. Pada suatu malam, Raja bermimpi bahwa Ratu Malang telah kembali bersama suami lamanya, Ki Dalang Panjang Mas. Setelah terbangun, dilihatnya jenazah Ratu Malang sudah tidak berbentuk manusia lagi, iapun kembali ke Keraton

Dalam keadaan marah, serta memerintahkan untuk menutup liang lahat Ratu Malang. Kematian Ratu Malang menjadi pukulan yang amat berat bagi Amangkurat I. Dalam laporan pejabat Belanda, Sang Raja sampai tidak bisa menjalankan pemerintahannya dengan baik selama 4-5 tahun setelahnya.

Salinan dari tulisan kak @🌟 BHAGASPATI 🌟. Semoga berkenan