Thread Reader
Robin Syihab

Robin Syihab
@anvie

Sep 23, 2022
23 tweets
Twitter

Masih ada yg belum tahu use casenya blockchain? Sini tak kasih tahu:

Kemarin saya coba transfer uang dari 2 bank yg berbeda pake Bi Fast, dan ternyata sampai hari ini belum terkirim, padahal saldo sudah didebet
Cari2 diinternet ternyata banyak yg ngalamin juga. Hari ini sudah telp customer suportnya bank pengirim, dan sudah dibuatkan laporan. Salahsatu penjelasan dari CS-nya adalah kemungkinan kegagalan singkronisasi data.
Jadi apa hubungannya dg blockchain?
Kenapa bisa terjadi kegagalan singkronisasi data antar dua bank yg berbeda? Bukannya sudah pakai sistem komputerisasi ya? Harusnya bisa cepat dan instan dong?
Nah disinilah letak intinya. Permasalahannya bukanlah di komputerisasinya, tapi di trust atau kepercayaannya.
2 bank yg berbeda ini, sebutlah bank X dan Y, mereka bisa saja membuat satu kesatuan sistem menggunakan satu server tunggal yg kalau diupdate datanya maka harusnya tidak akan ada masalah singkronisasi, karena keduanya merujuk pada satu data yg sama (tunggal).
Masalahnya, 2 bank ini sudah punya sistemnya sendiri2, mereka punya server database sendiri berisi informasi saldo masing2 nasabahnya. Menggunakan server tunggal menambah pertanyaan, servernya diletakkan di mana? di bank X atau bank Y?
kalau ditaruh di bank X maka bank Y akan sangsi dg integritas bank X dalam menjamin keamanan dan manipulasi, begitu juga sebaliknya apabila ditaruh di bank Y maka bank X akan sangsi dg bank Y.
Cara paling gampang adalah ditaruh di area netral, dalam hal ini BI, sebagai regulator maka X dan Y tidak perlu saling curiga satu sama lain.
Dan disinilah letak mengapa ketidaksingkronan data terjadi, karena baik X dan Y harus selalu melakukan singkronisasi dg server di BI, dan proses singkronisasi tidak selalu mulus, kesalahan teknis seperti koneksi bisa membuatnya gagal
Dan ya, dg begini bank penerima yg belum singkron tidak merasa sudah menerima, sementara bank pengirim yg sudah mendebet saldo kita merasa sudah mengirim, ketika masing2 bank bersikukuh dg catatan masing2 servernya, siapa yg akan percaya siapa?
Mereka akan merujuk ke catatan di server BI, tetapi hal ini biasanya harus dilakukan secara manual, ya seperti yg saya lakukan barusan, telp CS dan CS membuat laporan untuk ditindaklanjuti dg bank penerima dan tentu akan mengecheck catatan di BI Fast
Nah kalau begitu transfer antar 2 bank berbeda akan selalu ada kemungkinan gagal dan terjadi selisih dong? Ada solusi lainnya gak sih?
Nah disinilah blockchain hadir, konsepnya sama seperti yg saya sebut di awal2, server tunggal sebagai rujukan catatan, namun servernya tidak perlu diletakkan di salah satu bank X atau Y, dua2nya bisa menjalankan server masing2
Nah kalau salah satu bank memanipulasi data di sisi servernya bagaimana dong? Hal itu tidak mungkin terjadi karena adanya sifat immutability di blockchain dan diamankan menggunakan kriptografi.
Kenapa bisa? Magic sauce-nya ada di kriptografi, karena setiap catatan (transaksi) yg ditulis di setiap block akan diverifikasi oleh setiap server keabsahannya secara kriptografis, sehingga memalsukan block hampir mustahil bisa dilakukan
Oh jadi ada yg memvalidasi ya? Ya, itu kenapa di blockchain ada yg namanya validator, jadi masing2 bank adalah validator bagi jaringan mereka sendiri, apabila mereka ingin lebih percaya mereka bisa minta pihak netral seperti BI join juga sebagai validator
Ada bank lain, sebutlah Z ingin ikut gabung ke jaringan, maka bank Z perlu join sebagai validator juga, sehingga X, Y, dan Z bisa saling transaksi tanpa takut gagal, mereka bisa check keabsahan transaksi kapan saja di server mereka sendiri tanpa khawatir manipulasi bank lain.
Jadilah jaringan permissioned private blockchain, dg begini transfer antar bank yg berbeda bahkan antar negara yg berbeda akan cepat dan aman.
Hanya itu saja use case-nya? Untuk ngamanin transfer antar bank saja? Tidak, akan saya berikan use-case lainnya di thread lain pada kasus yg berbeda.
Demikian semoga bermanfaaat.
Update: barusan ada notif uang dbalikin dg status: FORCE CREDIT BIFAST Kata2 “FORCE” di sini artinya dipaksa, kemungkinan diberesin (resolve) dg cara manual (campur tangan manusia)
Robin Syihab
CTO Ansvia, Founder Rantai Nusantara Foundation (@nusantarachain), Software Engineer, Former Reverser & Malware researcher, Creator ANSAV, Web3.
Follow on Twitter
Missing some tweets in this thread? Or failed to load images or videos? You can try to .